
Forum Diskusi Dosen Unrika Batam yang lama tidak terdengar gemanya, kini aktif kembali dibawah kepemimpinan ( Bapak Yustinus Farid, SIP.,MAP), forum ini merupakan sebuah bentuk forum diskusi bulanan bagi dosen di Universitas Riau Kepulauan yang membahas berbagai topic dan permasalahan terkini baik dalam bentuk tulisan bebas, penelitian dan pengabdian dosen yang dilakukan secara rutin setiap bulan dengan pembicara silih berganti antara dosen dilingkungan Universitas Riau Kepulauan, bentuk apresiasi Universitas pada Forum Diskusi tersebut, Universitas memberikan penghargaan berupa dana dan sertifikat untuk pembicara dan moderator sedangkan untuk peserta masing-masing mendapatkan sertifikat yang ditandatangani oleh Rektor Universitas Riau Kepulauan Batam.
Pekan pertama Forum Diskusi Dosen Universitas Riau Kepulauan Batam yang diselenggarakan pada bulan Oktober 2016, Dosen Program Studi Manajemen Universitas Riau Kepulauan Bapak Ade P Nasution, SE.,M.Si sekaligus sebagai Wakil Rektor I (Bidang Akademik) dinisbatkan sebagai pembicara pertama dengan pembicara pendamping Bapak Solihin, SIP.,MIP.
Dengan mengusung tema Ekonomi Kultural sebagai Antitesis Sistem Ekonomi Neoklasik, Ade P Nasution Penulis Buku membaca Indonesia dari Kaca Mata Batam (Dosen Program Studi Manajemen) Fakultas Ekonomi Unrika dengan piawai dan lugas membahas tentang Ekonomi Kultural, memang untuk urusan ekonomi Beliau telah menjadi pakarnya di Propinsi Kepulauan Riau. Sebagai Dewan Pengupahan selama 2 (dua) periode berturut-turut, Ade P Nasution atau yang biasa dipanggil dengan Bang Ade tidak bisa diragukan lagi, banyak ide dan tulisan beliau yang telah dipublikasi ke berbagai media khususnya di Propinsi Kepulauan Riau bahkan juga beberapa tulisan Beliau juga telah diterbitkan di Jurnal Internasional yang terindeks SCOPUS.
Sebagai Pakar Ekonomi di Propinsi Kepulauan Riau khususnya Kota Batam dan tengah menyelesaikan disertasi di University Tun Husen On Malaysia (UTHM) Ade P Nasution selalu bersemangat memotivasi dosen agar terus berkarya melalui Tridharma Perguruan Tinggi (pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat).
Dalam pemaparannya Bang Ade begitu beliau dipanggil, menjelaskan bahwa ekonomi kultural dintinjau dari beberapa teori/referensi memang masih kabur, namun dalam penjelasan pak Ade bahwa ekonomi kultural ini berusaha mempelajari hubungan budaya dengan hasil ekonomi, sedangkan ekonomi Neo-klasik adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan beberapa aliran pemikiran ilmu ekonomi yang mencoba menjabarkan pembentukan harga, produiksi dan distribusi pendapatan melalui mekanisme permintaan dan penawaranpada suatu pasar.
Aliran ini telah mendapat banyak kritikan, apalagi di Indonesia yang dalam penerapannya terjadi banyak kegagalan seperti pengangguran dan ketimpangan kesejahteraan. Selain itu, dalam praktinya pun sistem ini telah menghalalkan segala cara tanpa mempertimbangkan aspek moral, tandasnya. Beliau juga menambahkan bahwa penerapan sistem ekonomi bebas ternyata melahirkan dampak-dampak negatif, seperti ketimpangan sosial dan pengangguran, karena pencapaiannya hanya mengandalkan efisiensi tanpa mempertimbangkan etika dan moral. Untuk itu Beliau menyarankan agar adanya kombinasi masukan dari kultural atau kebudayaan suatu bangsa, Ade mencontohkan keberhasilan Jepang dan Korea yang saat ini memimpin ekonomi dunia, yang memasukkan unsur kebudayaannya dalam kegiatan ekonomi negaranya.
Forum diskusi bulanan ini berlangsung lebih kurang 2 (dua) jam, dimana ½ jam untuk pemaparan materi dan 1 ½ jam untuk diskusi, antusiaisme dosen Unrika sangat luar biasa, hal ini bisa dilihat dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh para dosen, dan tepat pukul 5 (lima) acara ditutup dengan penyerahan cendramata dan sertifikat kepada masing-masing pembicara oleh Wakil Rektor III dengan didampingi Ketua Forum Diskusi Dosen Unrika (Bapak Yustinus Farid, S.IP.,MAP).